SINOPSIS NOVEL 99 CAHAYA DILANGIT EROPA
Pertemuanku dengan perempuan
muslim di Austria, Fatma Pasha telah mengajarkanku untuk menjadi bulir-bulir
yang bekerja sebaliknya. Menunjukkan pada Eropa bulir cinta dan luasnya
kedamaian Islam. Sebagai Turki di Austria, Ia mencoba menebus kesalahan kakek
moyangnya yang gagal meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini
ini ia mencoba lagi dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan lebarnya senyum
dan dalamnya samudra kerendahan hati.
Museum Louvre, Pantheon,
Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin membuatku yakin dengan agamaku.
Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa diliputi
abad kegelapan. Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di dunia,
ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror
atau kekerasan.
Perjalananku menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada, Toledo, Sicilia dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritualku selanjutnya.
Perjalananku menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada, Toledo, Sicilia dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritualku selanjutnya.
Saat memandang matahari
tenggelam di Katedral Mezquita Cordoba, Istana Al Hambra Granada, atau Hagia
Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari tenggelam yang aku lihat adalah jelas
matahari yang sama, yang juga dilihat oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun
lalu. Matahari itu menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa,
menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu pengetahuan, dan menyianginya
dengan kasih sayang dan toleransi antar umat beragama.